Senin, 26 Januari 2009

Corporate Social Resposibility

Corporate Social Resposibility atau tanggung jawab sosial perusahaan komersial/industri kepada masyarakat kini sudah bukan menjadi salah satu kewajiban tapi telah bergeser menjadi suatu kesadaran dan kebutuhan dunia industri untuk menumbuhkan kepekaan dan empati kepada sesama.

Tentu angin perubahan ini menjadi kabar yang menggembirakan. Jika dulu tanggung jawab sosial dunia industri selalu dikaitkan dengan "cari muka", "ajang pamer" atau lebih tepatnya sebagai "sarana promosi dan publikasi" sehingga perlu diadakan jumpa pers yang akbar, maka kini kecenderungan tersebut telah menurun drastis.

Apa yang membuat perubahan tersebut? tentu karena kesadaran berempati semakin bertumbuh menggembirakan di dunia industri. Mungkin menjadi suatu yang klise jika beberapa instansi dari dunia industri mengatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah sarana instropeksi diri bahwa masih banyak diantara kita yang tidak mendapatkan kesejahteraan hidup yang layak.

Seperti yang juga dilakukan oleh Finna Golf & Country Club Resort sebagai bagian dari industri perhotelan, kesadaran untuk melakukan tanggung jawab sosial bukan dimanfaatkan sebagai "sarana promosi dan publikasi" namun sebagai "alat pengukur empati dan kepekaan nurani".Industri perhotelan kerap dituduh sebagai industri hedonisme dan konsumerisme yang lebih mengutamakan kenyamanan pribadi daripada solidaritas kepada sesama.


Masih ada secercah kepedulian yang dilakukan keluarga besar Finna Golf & Country Club Resort yang sebagian besar adalah orang-orang muda. Kegiatan yang menurunkan langsung para eksekutif dan manager ke tengah masyarakat telah memberikan kesadaran bahwa uang yang selama ini dihamburkan untuk kesenangan pribadi dan terbuang tanpa arti ternyata sangat berarti bagi "orang-orang kecil" di sekitar.

Meski hanya sekantong bahan makanan pokok, tapi hal itu tak menyurutkan masyarakat dari lingkungan sekitar Finna Golf & Country Club Resort untuk mendapatkannya. Kegiatan ini adalah cerminan orang-orang muda yang terbiasa dengan kenyamanan untuk mau berbagi kepada masyarakat sekitar.

Pasti ada beberapa pihak yang mencibir dan berkata dengan sinis bahwa yang diberikan industri perhotelan kepada masyarakat tidak sebanding dengan kemewahan hotel berbintang lima. Namun apakah ketulusan harus selalu dibandingkan dengan jumlah materi?

Seperti kalimat wejangan yang kerap kita dengarkan, "Jumlah bukanlah ukuran, namun yang paling penting adalah niat dan ketulusannya".

Mungkin beberapa potong gambar ini mampu menggambarkan apakah aksi sosial ini adalah sesuatu yang dibalut ketulusan ataukah kemunafikan.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar